Minggu, 27 Juni 2010
persembahan
MATIUS 14:17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." 14:18 Yesus berkata: /"Bawalah ke mari kepada-Ku."*
“Saya sudah memberikan persembahan dalam jumlah besar kepada Tuhan. Apakah Tuhan berkenan pada persembahan saya?” Pernyataan seperti ini sering timbul dalam pikiran umat Tuhan. Mereka secara tidak sadar mengukur perkenan Tuhan dengan jumlah yang diberikan. Jika jumlah persembahan yang diberikan besar, Tuhan berkenan. Sebaliknya, jika persembahan yang diberikan kecil, Tuhan tidak berkenan. Apakah pendapat ini benar?
Lihatlah Mereka berkata: Orang-orang itu perlu diberi makan. Para rasul hanya mendapat 5 potong roti dari 2 ekor ikan, bekal seorang anak. Lalu mereka memberikannya kepada Yesus dan Yesus membuat mujizat dengan menggandakan bekal anak itu sehingga cukup untuk memberi makan 5000 orang dan masih tersisa 12 bakul penuh.
Tahukah saudara berapa kali lipat yang Yesus gandakan dari persembahan saudara ?....
Tuhan adalah Tuhan yang melihat hati. Ia melihat motivasi di balik semua tindakan kita. Dalam memberikan persembahan, Tuhan terlebih dahulu melihat hati kita. Ada tiga kriteria yang Tuhan lihat dalam hati kita yang bisa kita pelajari dari kehidupan Daud.
Ikhlas
Tuhan mencari kerelaan dan ketulusan di dalam hati kita ketika kita memberikan persembahan kepada-Nya. Daud benar-benar mengerti kebenaran ini (1 Taw. 29:17).
Kerelaan berhubungan dengan kondisi yang tidak merasa terpaksa. Rela berarti memberikan persembahan dengan bersukacita. Hati kita sama sekali tidak merasa sedih ketika memberikannya.
Ketulusan berhubungan dengan motivasi yang benar dan tidak ada maksud tersembunyi di dalamnya. Ketika kita memberikan persembahan kepada Tuhan, kita hanya memiliki tujuan untuk memberikan kepada Dia. Tidak ada motivasi untuk mendapatkan berkat dari Tuhan setelah kita memberikan persembahan kepada-Nya.
Oleh karena itu, kita harus menguji kerelaan dan ketulusan hati kita sebelum memberi persembahan.
Sadar bahwa semua kekayaan dari Tuhan
“Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu” (1 Taw. 29:14).
Kita harus memiliki kesadaran bahwa semua kekayaan kita datang dari Tuhan. Tanpa kesadaran ini, kita akan merasa berjasa ketika memberikan persembahan. Hal ini kelak dapat membuat kita sombong di hadapan Tuhan.
Daud mengerti dengan jelas kebenaran ini sehingga dia menjaga hatinya untuk tidak merasa berjasa ketika memberi persembahan kepada Tuhan. Berulang kali ia menyatakan bahwa segala sesuatu yang dia persem-bahkan datang dari Tuhan sendiri. Kita juga harus memiliki hati yang sama dan menganggap segala kekayaan kita adalah milik Tuhan.
Senantiasa Tertuju pada Tuhan
“Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak, dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu” (1 Taw. 29:18).
Daud ingin kecenderungan hatinya terus terjadi selamanya. Artinya, Daud berusaha memelihara hatinya dengan benar. Daud meminta kepada Tuhan untuk senantiasa membantu umat-Nya memiliki hati yang benar.
Persembahan yang melimpah
“Ya TUHAN, Allah kami, segala kelimpahan bahan-bahan yang kami sediakan ini untuk mendirikan bagi-Mu rumah bagi nama-Mu yang kudus ....” (1 Taw. 29:16).
Ketika Daud memiliki hati yang benar, dia bisa memberi persembahan dengan berlimpah. Bahkan, dia bisa mengajak semua umat Tuhan yang dia pimpin ikut memberi persembahan secara melimpah. Oleh karena itu, para pemimpin harus sungguh-sungguh memelihara hatinya sehingga semua orang yang dipimpin juga bisa memiliki hati yang berkenan kepada Tuhan. Amin!
Ini suatu gambaran yang Tuhan Yesus nyatakan
Kita harus tetap mengikuti untuk mendengarkan ajaran-Nya . Dia memenuhi kehendak orang banyak, dan ketika hari menjelang senja para rasul minta dia berhenti dan menyuruh orang banyak itu pulang. Mereka berkata: Orang-orang itu perlu diberi makan. Para rasul hanya mendapat 5 potong roti dari 2 ekor ikan, bekal seorang anak. Lalu mereka memberikannya kepada Yesus dan Yesus membuat mujizat dengan menggandakan bekal anak itu sehingga cukup untuk memberi makan 5000 orang dan masih tersisa 12 bakul penuh.
Jumat, 25 Juni 2010
Kamis, 24 Juni 2010
Hidup Tangguh di dalam Kasih Kristus
Kehidupan orang-orang Kristen sering kali harus dilalui dengan besarnya tekanan atau permasalahan kehidupan yang diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan Kekristenan memiliki tempat untuk berpijak serta berkembang sebagai bagian dari prinsip keimanan yang dipeluk masyarakat luas.
Tuhan memang berkehendak agar orang-orang percaya dapat mengkhamirkan begitu banyak orang untuk percaya, meyakini dan mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Juruselamat manusia.
Namun, dalam menjalani tugas Amanat Agung tersebut, Tuhan Yesus tidak bilang, kalau upaya tersebut dapat dilalui dengan mudah, namun akan menemui banyak sekali penolakkan, adanya aniaya, dan bahkan ketika sebuah tekanan sporadis serta radikal telah dipersiapkan oleh para penentang-penentang kehadiran Kristus tersebut, bisa pula membuat para anak-anak Tuhan menjadi martyr bagi Kristus.
Orang-orang Kristen tidak dapat menghindari keadaan itu. Segenap kesaksian indah mengenai Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sebagai orang Kristen, bukanlah perkara sederhana, karena akan menghadapi tekanan besar, yang jauh lebih berat dari tekanan hidup yang pernah dirasakan atau dihadapi oleh pribadi-pribadi manusia yang belum mengenal Kristus lainnya.
Adanya sikap kebencian serta rasa tidak suka yang diungkapkan oleh pribadi-pribadi penentang Kristus, bahkan dinyatakan pula dalam kehidupan sehari-hari, terlebih lagi, didalam dunia kerja. Berbagai aral rintangan dibangun, agar kehidupan orang-orang Kristen tidak dapat berkembang, terpuruk, atau hidup dalam nista.
Banyaknya hambatan yang ditaruhkan, membuat orang-orang Kristen terkadang harus menjalani karier pekerjaan yang jauh lebih panjang dari yang lainnya. Iklim pekerjaan yang dibangun, seolah-olah ingin menempatkan orang-orang Kristen pada suatu jerat yang bisa membuat mereka mudah untuk dipersalahkan.
Tindakan menjegal kemajuan orang-orang Kristen, bahkan mencakup banyak bagian dalam sisi-sisi kehidupan. Berbagai badai kehidupan tiada habis-habisnya dihadirkan sebagai pancaran sikap tidak suka dan tidak senang atas kepandaian, kemajuan serta baiknya kemampuan yang dimiliki oleh para pengikut Kristus.
Sikap tidak suka atau tidak senang itu terpancar, karena pribadi orang-orang Kristen, selalu berusaha tampil dengan karakter serta kepribadian yang bercermin kepada diri dan teladan pribadi Yesus Kristus, didalam kehidupan mereka. Adanya karakter serta kepribadian layaknya Kristus tersebut, membuat orang-orang Kristen tampil berbeda, karena orang-orang Kristen bergaul dengan sikap kasih yang teramat menonjol.
Perbedaan ini, membuat setiap kesaksian mengenai Kristus, mendapat pertentangan sikap dari mereka yang belum beriman kepadaNya. Sikap yang menentang kehadiran Kristus tersebut bahkan telah terjadi semenjak kumpulan orang-orang Kristen menjadi bagian dari komunitas masyarakat dunia.
Orang-orang Kristen pada saat ini, seharusnya bisa belajar banyak atas kegigihan dan besarnya tekad yang dimiliki oleh orang-orang Kristen pada masa awal perkembangan hidup Kekristenan, karena mereka menyerahkan segenap pelayanan mereka ke dalam tangan Tuhan, sehingga menghadirkan sikap fanatisme yang membawa berkat kepada orang banyak.
Fanatisme yang ditunjukkan oleh orang-orang Kristen pada masa awal perkembangan hidup Kekristenan, telah membentuk karakter dan kepribadian yang tangguh, karena tekanan yang dihadirkan atas keberadaan mereka, justru membuat mereka semakin bersemangat membela kepentingan Kristen.
Ketangguhan diri tersebut bisa dihadirkan karena segenap kebenaran serta kebesaran kuat kuasa Allah yang mereka nyatakan kepada banyak orang, berada dalam naungan tangan Tuhan yang menyertai mereka.
Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. (Kisah Para Rasul 11 : 21)
Masyarakat Kristen yang ada sekarang ini, juga bisa seperti kehidupan orang-orang Kristen pada masa awal terbentuknya, yaitu dengan menyandarkan segenap aktifitas mereka dengan berdasarkan Firman Tuhan dan kuat kuasa tangan Tuhan.
Ada besar pengharapan, sukacita, kedamaian, berkat, jalan kehidupan, penghiburan, serta urapan kuat kuasa Allah yang dinyatakan didalam Firman Tuhan. Sungguh besar kasih yang menaungi serta menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang memanfaatkan Firman Tuhan sebagai sebuah konsep yang mengilhami seluruh alur kehidupan dari orang-orang yang dekat kepada Allah.
In the Bible, you will find a high quality advice for your life. In the Bible, you will find everything you need for your life.
Firman Tuhan memang dipenuhi oleh nasehat-nasehat ajaib, yang bisa mempengaruhi alur kehidupan orang-orang yang mempercayai karunia yang terkandung didalamnya, karena memang, Firman Tuhan diberikan kepada kita, dan nyata ada ditengah-tengah jantung kehidupan kita, agar kita dapat merasakan indahnya alur kehidupan didalam Kristus, Tuhan kita.
Hikmat dan petuah-petuah bijak didalam Firman Tuhan, membuat kita semakin kuat dan tangguh menghadapi pertentangan, tantangan, dan permasalahan didalam setiap langkah pada alur kehidupan. Kita memang tidak tahu akan hari esok, tapi bagian dari Firman Tuhan mengatakan, kehidupan yang berserah kedalam kuat kuasa Tuhan akan menghadirkan sukacita dan berkat-berkat yang melimpah.
Sekarang, semua tergantung pada bagaimana cara kita menerjemahkan Firman Tuhan didalam kehidupan kita. Kita tahu, ada dua kepastian hidup yang dinyatakan didalam Firman Tuhan : Kasih Allah tidak pernah gagal dan lalai untuk membuat kehidupan kita lebih baik hari demi hari (Ibrani 13 : 5b dan Yeremia 29 : 11 – 12), serta adanya penebusan dan pengampunan dosa dari semua pelanggaran-pelanggaran yang telah kita lakukan (Mazmur 130 : 8).
Dua kepastian itu diberikan Allah kepada kita, agar kita tidak sadar dan mengetahui, bahwa Allah benar-benar menyertai dan mengasihi kita, sehingga kita bisa memiliki pribadi-pribadi yang tangguh, yang tulus serta setia, dan memiliki kemampuan untuk memberi jawaban atas pertentangan, tantangan, serta permasalahan kehidupan yang harus kita hadapi.
Ya, ketangguhan itu tergantung kepada diri kita sendiri. Apakah diri kita mau dengan benar serta bersungguh-sungguh, hidup seperti layaknya kehendak Tuhan, yang telah dinyatakan didalam FirmanNya, atau tidak.
Tangan Tuhan akan menolong serta membentuk kita, agar kita memiliki ketangguhan hidup, dimana semuanya itu berguna sebagai modal dalam kegiatan pelayanan kasih yang kita lakukan untuk menyatakan kebenaran serta kebesaran kuat kuasa kasih Allah, dan juga berguna untuk menghadirkan hikmat serta kebijaksanaan hidup dalam menjalani hari-hari kehidupan kita.
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
(Yeremia 17 : 7)
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
.Sarlen Julfree Manurung