HUMOR


                    BBM naik, hidup tambah SIMANUNGKALIT
Harga2 NAEK, SAGALA PANDAPOTAN MANURUNG,
Banyak SIHOTANG
Hidup bagaikan mendaki TOBING
Tak ada lagi HARAHAP
Kepala pusing sampai SIBUTAR BUTAR
Rambut rontok dan nyaris POLTAK
Jumlah rakyat miskin sudah PANGARIBUAN
Anak-anak menangis MARPAUNG-PAUNG
Otak sudah SITOMPUL
Tapi kita masih dimintasabar SITORUS
Jangan putus HARAHAPkatanya
Mintalah PARLINDUNGAN,
supaya BONAR-BONAR selamat ...

BUTET dah... !!

Obat mangubah pardompakan si roa balangs gabe gantengs
Mangubati sahitni halak hita
                 ima : MAJU ( MAradu JUgul ) , DENDAM , TEAL , ELAT , LATE dohot uduranna .

Ucok Sakit Perut


Seteleh tamat SMU di Aek Kanopan, Uccok memutuskan merantau karena tidak memiliki biaya untuk meneruskan kuliah, plus ditambah otak yang pas-pasan.

Orang tua Ucok memberi ongkos sekali jalan Rp.100.000, karena keuangan yang terjepit. Ucok memilih merantau ke daerah Pekan Baru.

Di Kota Pekan Baru, Ucok tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, setelah lima hari disana, uang sisa ongkos sudah habis, saudara tidak ada.

Singkat Cerita Ucok rela jadi Kernet (Kondektur) alat berat Eskapator ke hutan untuk membuka lahan garapan, nama operator alat beratnya, Sidabutar.

Sesampainya di Hutan, banyak juga orang yang kerja di sini! gumam Ucok dalam hati! dan dia tidak menemukan Toilet untuk MCK yang ada adalah lahan hamparan Luas, Mereka pun buat beskem untuk berteduh dimalam hari.

Karena mereka baru turun (masuk) dari kota ke Hutan, orang-orang yang ada dihutan memutuskan untuk Tidur Bareng di Beskem yang dibangun oleh Sidabutar dan Ucok sambil cerita-cerita.

Pada malan hari, kira kira jam 2 pagi, Sardi (orang yang mereka temui dihutan) sakit perut, dan memutuskan untuk buang air dibalik pohon yang besar dekat beskem mereka.

Secara kebetulan, jam 2 lewat 3 menit, Uccok juga sakit perut, dan bergegas keluar beskem untuk buang juga, dan Uccok memutuskan untuk buang di balik pohon yang sama dengan Sardi, Karena pohonnya besar dan agak rimbun gelap, Uccok ingat pesan orang tuanya dikampung, ( kalau mau buang air kecil/besar, harus permisi dengan kata Sattabi ditempat yang baru), begitu Uccok dekat dengan pohon itu, Uccok buka celana, dan berkata..

Uccok : "Sattabi Oppung dipangisi ni luat on" ( Permisi kepada pemilik wilayah ini). karena Sardi masih dibalik pohon, Sardi menjawab dari balik pohon...

Sardi : "Dang Boi ( Gak boleh)..!"

Seketika itu juga, Sakit perut Ucok sembuh, yang ada Ucok ketakutan, karena dia mengira pohon itu menjawab, karena tidak tahu kalau sebelum dia, Sardi sudah lebih dulu Jongkok disana, segera balik ke Beskem dengan pucat pasih dan langsung tidur.

Besok paginya baru cerita, dan semua temannya terbahak-bahak setelah Sardi cerita juga.